Tablet Blitab dilengkapi huruf braille untuk tunanetra. Foto: Pathstoliteracy
TEMPO.CO, Jakarta – Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB menetapkan 4 Januari sebagai Hari Braille Dunia. Penetapan hari Braille Internasional ini diperjuangkan oleh organisasi persatuan Tunanetra dunia atau World Blind Union agar Tunanetra mendapatkan akses pendidikan terbaik.
“Braille adalah kegiatan mentransfer huruf ke dalam tulisan yang bisa diraba. Ini berarti membuka akses bagi Tunanetra terhadap bacaan yang berarti membuka akses pendidikan, yang berarti membuka akses kesempatan kerja,” ujar Presiden World Blind Union atau WBU, Fred Schroeder, dalam keterangan tertulis pada Senin 17 Desember 2018.
Braille menjadi salah satu alat penting, baik bagi Tunanetra maupun kelompok pada umumnya. Bahkan, setelah penetapan hari Braille sedunia ini, di Amerika Serikat, tulisan timbul ditetapkan sebagai alat terpenting bagi semua orang, tidak hanya Tunanetra.
“Bila kami, Tunanetra dapat membaca dan menulis seperti orang pada umumnya, kami dapat berpartisipasi di setiap bidang kehidupan,” kata Mark Maurer, mantan Ketua The National Federation of The Blind Amerika Serikat. “Kami menganggap ini adalah salah satu jalan terbaik yang harus diperjuangkan.”
Kendati saat ini Tunanetra memiliki teknologi yang dapat membaca huruf pada layar komputer ataupun telepon seluler, keberadaan huruf Braille tetap diperlukan. Menulis dan membaca huruf Braille, dapat membuka akses bagi Tunanetra yang berada di bawah garis kemiskinan dan tidak mampu mengakses teknologi pembaca layar yang harus dibaca melalui piranti teknologi, seperti komputer, ponsel atau pembaca layar.
“Semua alat itu belum tentu dapat diakses oleh populasi Tunanetra yang berada di negara-negara dengan tingkat perekonomian yang berada di bawah garis kemiskinan, seperti negara-negara di Afrika,” ucap Donatilla Kanimba, Wakil Presiden World Blind Union atau WBU yang berasal dari Rwanda, Donatilla Kanimba. “Kami menganggap ini adalah salah satu jalan terbaik yang harus diperjuangkan untuk meningkatkan akses pengetahuan demi taraf hidup yang lebih baik.”
Selain penting untuk dapat diakses oleh siapa pun, huruf Braille merupakan sarana yang paling dapat di akses Tunanetra ketika harus memberi tanda pada benda-benda yang belum tersedia dalam bentuk digital. Contoh, saat Tunanetra harus memberi tanda pada obat-obatan, tempat bumbu, bahkan pada bahan makanan tertentu. Huruf Braille juga menjadi akses bagi Tunanetra yang belum terpapar teknologi, sehingga kelompok kelompok ini tetap dapat menjangkau huruf, tulisan, maupun bacaan.
Di copy dari sumber: https://difabel.tempo.co/